300 tentara dari hingga di bawah panjinya.
20—24•.
Pada waktu itu, memiliki beberapa selir adalah hal yang lumrah bagi petinggi maupun pejabat kerajaan.
Peristiwa itu adalah dialog antara Sultan Malik al-Kamil, pemimpin pasukan Islam, dengan Santo Fransiskus, biarawan Katolik miskin dari Assisi.
Setelah itu, ia merobohkan benteng-benteng Portugis seperti Tolucco, Santa Lucia, dan Santo Pedro.
Selain itu, ia juga menyuruh anaknya yang bernama Pangeran Laulata untuk menundukkan pasukan Portugis di Ambon.
624.
Hanya saja, hak-hak istimewa kini ditiadakan, sehingga pedagang Barat diperlakukan serupa pedagang dari negeri lainnya dan mendapatkan pengawasan yang ketat.